Bos BI Ramal Ekonomi Global di 2025-2026 bakal Meredup, Apa Sebabnya?

Hal ini disebabkan oleh membengkaknya defisit fiskal dan utang Pemerintah Amerika. Pada tahun 2025 diperkirakan rasio net utang/GDP Amerika Serikat sebesar 101,7 persen, sedangkan pada tahun 2026 kembali meningkat di angka 104,1 persen.
Keempat, menguatnya dollar Amerika Serikat yang mengakibatkan tekanan depresiasi nilai tukar seluruh Dunia. Termasuk nilai tukar rupiah terhadap dolar yang juga bakal mengalami pelemahan.
"Dollar Amerika menguat dari 101 ke 107 yang mengakibatkan depresiasi nilai tukar. Semoga dollar amerika tidak menguat lagi," ucap dia.
Kelima, invest in America yang saat ini merubah preferensi para investor global. Hal ini disebabkan karena suku bunga tinggi hingga menguatnya nilai tukar, sehingga banyak investor yang lebih menaruh modalnya ke Amerika.
"Akibatnya, pelarian modal dari emerging market ke Amerika karena tingginya suku bunga dan kuatnya dolar," katanya.
"Kelima gejolak global tersebut, berdampak negatif ke berbagai negara. Indonesia tidak terkecuali, perlu kita antisipasi dan kita waspadai dengan respon kebijakan yang tepat untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional," ucap Perry.
Editor: Puti Aini Yasmin