LONDON, vozpublica.id - Bank sentral Inggris atau Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga setengah persen poin menjadi 5 persen pada, Kamis (22/6/2023) waktu setempat. Kenaikan ini setelah kabar yang menunjukkan bahwa inflasi Inggris membutuhkan waktu lebih lama untuk turun.
Komite Kebijakan Moneter (MPC) BoE memberikan suara 7-2 untuk menaikkan suku bunga utamanya menjadi 5 persen dari 4,5 persen, tertinggi sejak 2008 dan kenaikan suku bunga terbesar sejak Februari, menyusul kabar inflasi dan pertumbuhan upah sejak pembuat kebijakan bertemu terakhir di bulan Mei.
"Ada berita positif yang signifikan dalam data terakhir yang mengindikasikan persistensi lebih dalam proses inflasi. Efek putaran kedua dalam harga domestik dan perkembangan upah yang dihasilkan oleh guncangan biaya eksternal cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk bersantai," ucap MPC dikutip dari Reuters, Jumat (23/6/2023).
Survei Reuters terhadap ekonom memperkirakan pertumbuhan suku bunga bank sentral Inggris naik 4,75 persen meskipun pasar keuangan sebelumnya pada hari Kamis telah melihat peluang kenaikan hampir 50 persen menjadi 5 persen, menyusul data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis pada hari Rabu.
Pembuat kebijakan BoE telah memberikan indikasi bahwa kenaikan suku bunga setengah poin sedang dipertimbangkan menjelang pengumuman hari Kamis.
Adapun, anggota MPC, Silvana Tenreyro dan Swati Dhingra menentang kenaikan suku bunga, seperti yang mereka lakukan juga pada tahun ini. Mereka berpendapat, banyak dampak dari pengetatan masa lalu yang belum terasa, dan indikator ke depan yang menunjukkan penurunan tajam inflasi dan pertumbuhan upah ke depan.
Dalam surat reguler kepada Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt, Gubernur BoE, Andrew Bailey menyampaikan hal yang hampir sama dengan pernyataan MPC.
"MPC akan melakukan apa yang diperlukan untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen secara berkelanjutan dalam jangka menengah," tulis Bailey.