Sementara dalam industri kendaraan listrik, Moeldoko mengatakan persoalannya ada pada kebijakan pajak, termasuk CBU (Completely Built Up), CKD (Completely Knock Down), dan kebijakan lainnya.
Sebelumnya, Gaikindo mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil langkah. Gaikindo menilai negara yang memilih tidak mengimpor kendaraan ke Amerika Serikat (AS) akibat tarif resiprokal (imbal balik) akan mencari pangsa pasar negara lain, termasuk Indonesia yang dinilai cukup besar. Di mana, Presiden AS Donald Trump telah memberlakukan tarif 25 persen untuk industri otomotif bagi kendaraan yang diproduksi di luar AS.
"Industri otomotif kita sudah bangun puluhan tahun lho ya. Kami enggak mau industri ini ambruk, nanti ini kita akan koordinasikan dengan pemerintah terkait hal tersebut," kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi dalam konferensi pers GIIAS 2025 di Jakarta, Rabu 16/4/2025).
Yohannes mengatakan komponen dalam negeri saat ini sudah memiliki kualitas standar internasional. Dia meminta pemerintah benar-benar memikirkan dengan matang dalam membuat kebijakan pelonggaran TKDN
"Kami sudah membangun industri otomotif bukan baru setahun, puluhan tahun kita bangun. Sampai yang namanya lahir Agya, Ayla dengan 92 persen komponen lokal. Ini tentunya jadi bahan pertimbangan pemerintah," katanya.
"Juklak (petunjuk pelaksanaan) belum keluar, nanti kita lihat, rasanya aman-aman saja. Saya tidak punya hak untuk menolak atau setuju. Tapi yang jelas kita mengimbau supaya diputuskan dengan baik," ujar Nangoi.
Selain itu, Nangoi merasa kebijakan tersebut dapat mengganggu keberlangsungan industri komponen dalam negeri secara serius. Tanpa perlindungan yang memadai, perusahaan-perusahaan yang bergantung pada pasar dalam negeri akan menghadapi tekanan besar.