JAKARTA, vozpublica.id - Pemerintah memastikan tidak akan melanjutkan insentif impor mobil listrik CBU alias dikirim utuh dari luar negeri pada tahun depan. Sejumlah kekhawatiran timbul karena akan menurunkan penjualan mobil listrik di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memandang pasar mobil listrik tetap seksi meski tanpa insentif impor. Ini juga akan membuat persaingan lebih ketat karena seluruh produsen akan berlomba menghadirkan mobil listrik terbaik yang dirakit secara lokal.

Depresiasi Mobil ICE dan HEV 10-15 Persen, OLXmobbi Catat Harga EV Jatuh hingga 35-60 Persen per Tahun
"Orang udah punya plan, mereka ke sini bukan karena insentif, tapi memang tertarik ke sini. Insentif kan sebenarnya sugar coating aja," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara di Jakarta, belum lama ini.
Kukuh menyampaikan berakhirnya insentif impor mobil listrik CBU akan menggerakkan kembali sistem perekonomian. Sebab, industri komponen akan kembali kebanjiran pesanan dari produsen yang melakukan produksi di Tanah Air.

Selamatkan Industri Lokal, Pemerintah Diminta Kasih Insentif Mobil Berdasarkan TKDN
"Tahun depan bisa aja ada yang masuk lagi ya, kalau kita lihat potensi pasar kita. Memang pasar lagi turun, tapi potensi kan masih besar. Jadi kita lihat, kalau kemudian kita bisa naik 5 persen ke 6 persen pertumbuhan ekonominya, mereka pasti datang ke sini," ujarnya.
Kendati begitu, Kukuh tak bisa memprediksi seberapa besar pasar mobil listrik di Indonesia tanpa adanya insentif impor. Tetapi, dia meyakini seluruh produsen yang sudah dan berencana masuk ke pasar Indonesia sudah mengetahui segala konsekuensinya.

Viral Inspektor Mobil Bekas Bongkar Kecurangan pada Adometer, Kelihatan dari Kondisi Setir dan Pedal