TEL AVIV, vozpublica.id - Hubungan diplomatik Prancis dan Israel memanas setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron bersikap antisemit. Istana Kepresidenan Prancis Elysee langsung membantah tuduhan itu.
Dalam pernyataannya, Elysee menegaskan Prancis akan selalu melindungi warganya pemeluk Yahudi. Pihaknya mengecam balik tuduhan Netanyahu yang dianggap berlebihan dan penuh manipulasi.
“Tuduhan Netanyahu terhadap Presiden Macron adalah keliru, tercela, dan tidak akan dibiarkan begitu saja. Yang diperlukan saat ini adalah keseriusan serta tanggung jawab Israel," bunyi pernyataan Elysee.
Tuduhan disampaikan Netanyahu terkait langkah Prancis yang berencana mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum PBB di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS), pada September mendatang. Netanyahu menyampaikan tuduhan itu lewat surat pribadi kepada Macron. Dalam suratnya, Netanyahu menuding pengakuan Palestina justru memperburuk situasi.
“Seruan Anda untuk negara Palestina justru mengobarkan api antisemitisme. Ini bukan diplomasi, melainkan upaya peredaan. Ini memberikan hadiah bagi teror Hamas, memperkuat penolakan Hamas membebaskan sandera, memberi kekuatan bagi mereka yang mengancam Yahudi Prancis, dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini menghantui jalanan Anda,” bunyi surat, seperti dikutip dari Politico, Rabu (20/8/2025).