PLTU Jawa 4 Gunakan Teknologi Canggih untuk Tekan Emisi Karbon

Aditya Pratama
PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 atau dikenal dengan nama PLTU Jawa 4 menggunakan teknologi pembakaran Ultra-Supercritical (USC). (Foto: Aditya Pratama)

JEPARA, vozpublica.id - PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 atau dikenal dengan nama PLTU Jawa 4 milik PT Bhumi Jati Power (BJP) telah beroperasi komersial sejak tahun 2022. PLTU ini memiliki kapasitas 2 x 1.000 Megawatt (MW).

PLTU Jawa 4 menggunakan teknologi pembakaran batu bara Ultra-Supercritical (USC), yang merupakan salah satu teknologi terbaik di bidang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Teknologi ini menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dalam siklus termal uap, sehingga mengurangi konsumsi batu bara dibandingkan dengan teknologi lainnya.

Station Manager PLTU Tanjung Jati B Unit 5 & 6, Hadi Suwarsono menuturkan, secara teknis, teknologi USC dalam teknik termodinamika merupakan kondisi uap air itu ada sub-critical dan supercritical.

"Supercritical ini bagaimana? perubahan dari air menuju uap kering yang tidak ada fasenya. Kita bekerja di tekanan sekitar 250 bar dan suhu uap 600 derajat celsius," ujar Hadi dalam rangkaian acara AHEMCE Media Gathering di Jepara, Rabu (23/10/2024).

Hadi menambahkan, pemanfaatan teknologi USC merupakan upaya manajemen dalam rangka mencapai net zero emission yang dicanangkan pemerintah.

"Karena memang dengan tekanan dan temperatur setinggi itu, supercritical, energi yang dikandung jauh lebih besar, karena lebih besar energi yang dihasilkan akhirnya pembakaran batu bara kita jadi lebih sedikit, emisinya menjadi lebih sedikit," tuturnya.

"Penurunan emisi dengan menggunakan teknologi USC bisa mencapai 5 persen dibanding pembangkit konvensional," ucapnya.

Terdapat sejumlah keunggulan dari teknologi USC pada PLTU Jawa 4 sebagai berikut:

- Efisiensi Tinggi: USC mampu meningkatkan efisiensi pembangkit listrik secara signifikan, memungkinkan lebih banyak listrik dihasilkan dari jumlah bahan bakar yang
sama.

- Pengurangan Emisi: Efisiensi yang lebih tinggi dari USC menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah per unit listrik, membantu mengurangi dampak lingkungan dari pembangkit listrik berbasis batu bara.

- Tekanan dan Suhu Tinggi: USC menggunakan uap pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi, memungkinkan operasi yang lebih efisien dan mengurangi limbah panas.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Bisnis
1 bulan lalu

Danantara bakal Investasi di Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, Ini Syaratnya 

Nasional
1 bulan lalu

PLN bakal Diwajibkan Beli Listrik dari Pembangkit Tenaga Sampah

Nasional
3 bulan lalu

Ini Peran 3 Tersangka Tambang Batu Bara Ilegal di IKN Rugikan Negara Rp5,7 Triliun

Nasional
3 bulan lalu

Bareskrim Tetapkan 3 Tersangka Tambang Batubara Ilegal di IKN, Negara Rugi Rp5,7 Triliun

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal