Ngeri! 5 Dampak jika Iran Tutup Selat Hormuz

TEHERAN, vozpublica.id – Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali meningkat tajam setelah serangan udara AS menghantam tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025). Di tengah ancaman pembalasan, muncul rencana serius dari Teheran untuk menutup Selat Hormuz, salah satu jalur pelayaran paling strategis di dunia.
Langkah ini, jika benar dilakukan, diperkirakan akan mengguncang ekonomi global, terutama pasar energi dan rantai pasok.
Selat Hormuz merupakan jalur sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab. Sekitar 25 persen dari pasokan minyak dunia melewati selat ini setiap harinya. Negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak mengandalkan selat ini untuk mengekspor minyak ke pasar internasional.
Penutupan Selat Hormuz secara otomatis akan memangkas pasokan minyak global. Ketidakpastian ini bisa mendorong harga minyak mentah melonjak drastis dalam waktu singkat, memicu inflasi global, dan memperberat beban ekonomi negara-negara pengimpor energi.
Harga mintak brent pada Senin (23/6/2025) berada di kisaran 75-76 dolar AS per barel.
Selain minyak, berbagai produk lain juga dikirim melalui Selat Hormuz. Penutupan akan menyebabkan keterlambatan pengiriman, meningkatkan biaya logistik, serta mengganggu rantai pasok global, terutama di sektor energi, petrokimia, dan manufaktur.