BI Dinilai Perlu Pertahankan Suku Bunga di 5,50 Persen, Ini Alasannya

Dia juga menambahkan, tekanan inflasi secara kuat didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan kontribusi sebesar 0,59 poin persentase, diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang berkontribusi sebesar 0,58 poin persentase.
LPEM UI juga mencatat bahwa surplus perdagangan Indonesia menguat signifikan pada Mei 2025, mencapai 4,30 miliar dolar AS, meningkat 45,47 persen (yoy) dibandingkan bulan yang sama tahun 2024.
"Surplus mencapai angka 4,30 miliar dolar AS pada Mei 2025, menandai pencapaian pada bulan ke-61," kata Riefky.
Menurutnya, angka ini meningkat sebesar 45,47 persen (yoy) dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2024 sebesar 2,94 miliar dolar AS.
Meskipun terjadi arus modal keluar asing bersih dari pasar obligasi dan saham Indonesia, Rupiah menguat 0,22 persen (mtm) antara tanggal 11 Juni dan 10 Juli.
"Meskipun terdapat arus modal keluar asing bersih dari pasar obligasi dan saham Indonesia, Rupiah menguat sebesar 0,22 persen (mtm) antara tanggal 11 Juni dan 10 Juli mencapai Rp16.215 per dollar AS," ucapnya.
Secara keseluruhan, LPEM UI merekomendasikan BI untuk memprioritaskan stabilitas nilai tukar dengan mempertahankan suku bunga acuan tetap di 5,50 persen pada RDG Juli mendatang.
"Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, Bank Indonesia perlu memprioritaskan stabilitas nilai tukar dan perlu mempertahankan suku bunga acuan pada 5,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur mendatang," katanya.
Editor: Aditya Pratama