Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rupiah Sepekan Terkoreksi 0,82 Persen, Diprediksi Sentuh Rp16.800 per Dolar AS Pekan Depan
Advertisement . Scroll to see content

Rupiah Hari Ini Kembali Melemah ke Rp15.485 per Dolar AS

Jumat, 04 Oktober 2024 - 16:06:00 WIB
Rupiah Hari Ini Kembali Melemah ke Rp15.485 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah ditutup kembali melemah 56 poin atau 0,37 persen ke level Rp15.485 per dolar AS. (Foto: dok vozpublica)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Nilai tukar rupiah ditutup kembali melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (4/10/2024). Rupiah melemah 56 poin atau 0,37 persen ke level Rp15.485 per dolar AS dari sebelumnya di Rp15.428 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, penguatan dolar AS dipengaruhi oleh fokus investor tertuju pada laporan utama penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis hari ini, yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga Federal Reserve serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membuat pasar gelisah.

"Serangkaian rilis data minggu ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi solid, setelah aktivitas sektor jasa negara itu melonjak ke level tertinggi 1-1/2 tahun pada bulan September di tengah pertumbuhan yang kuat dalam pesanan baru, sementara laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis menunjukkan pasar tenaga kerja meluncur pada akhir kuartal ketiga," ucap Ibrahim dalam risetnya, Jumat (4/10/2024).

Dia menambahkan, para pelaku pasar mengurangi taruhan tentang pemotongan suku bunga 50 basis poin lagi oleh Fed bulan depan, dengan kontrak berjangka menunjukkan peluang hanya 35 persen dari skenario seperti itu.

Sementara, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan minggu ini bahwa kondisi ekonomi di negara itu tidak siap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank of Japan (BOJ), membalikkan nada hawkish yang ia lontarkan sebelum kemenangan pemilihannya.

Dari sentimen domestik, pasar terus mengamati deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024 memperlihatkan dengan jelas masyarakat kelas menengah (pekerja) sudah tidak punya uang lagi untuk berbelanja.

Karena itu, permintaan bank sentral Indonesia agar masyarakat lebih banyak belanja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen mustahil terwujud. Pasalnya, hampir semua sektor industri melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang bakal berimbas pada anjloknya daya beli.

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut