Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rupiah Melesat 1,05 dalam Sepekan, Kembali di Bawah Rp16.600 per Dolar AS
Advertisement . Scroll to see content

Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp15.937 per Dolar AS

Rabu, 04 Desember 2024 - 16:12:00 WIB
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp15.937 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 8,5 poin atau 0,05 persen ke level Rp15.937 per dolar AS pada perdagangan, Rabu (4/12/2024). (Foto: Ilustrasi/iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (4/12/2024). Rupiah naik 8,5 poin atau 0,05 persen ke level Rp15.937 per dolar AS dari sebelumnya sempat terdepresiasi ke Rp15.945 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal, di mana pelaku pasar gelisah menjelang pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di kemudian hari, yang diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang suku bunga.

"Mata uang regional tertekan oleh lonjakan dolar minggu ini, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas prospek suku bunga jangka panjang," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (4/12/2024).

Sentimen lain juga datang dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol mengumumkan darurat militer pada hari Selasa dalam upaya untuk melawan "kekuatan anti-negara" di antara lawan-lawan politiknya. Namun, langkah tersebut menghadapi reaksi keras langsung, termasuk penolakan parlemen dan protes publik, yang menyebabkannya mencabut tindakan tersebut dalam beberapa jam.

Bank sentral Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat untuk menstabilkan pasar domestik. Kementerian Keuangan Korea Selatan mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka siap untuk menyuntikkan likuiditas "tanpa batas" ke pasar keuangan, setelah Menteri Keuangan Choi Sang-mok mengadakan pembicaraan dengan Gubernur Bank Korea Rhee Chang-yong dalam rapat dewan bank sentral semalam.

Anggota parlemen Korea Selatan telah menuntut pemakzulan Yoon, yang menjerumuskan negara tersebut mengalami krisis politik terburuk sejak tahun 1980-an. Ketidakpastian politik di negara tersebut melemahkan sentimen investor di seluruh Asia, mengingat Korea Selatan dianggap sebagai pilar ekonomi Asia Timur.

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut