Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penjualan Labubu Lesu, Kekayaan Wang Ning Anjlok Rp99 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

Media Vietnam Bongkar Sosok Asli Konglomerat Terkaya Indonesia: Mengejutkan!

Jumat, 20 Desember 2024 - 06:05:00 WIB
Media Vietnam Bongkar Sosok Asli Konglomerat Terkaya Indonesia: Mengejutkan!
Media asal Vietnam mengulas sepak-terjang konglomerat terkaya Indonesia, Michael Bambang Hartono dan Rudi Budi Hartono dalam membangun imperium bisnisnya. (Foto: SINDOnews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Konglomerat terkaya Indonesia, Michael Bambang Hartono dan Rudi Budi Hartono menarik perhatian media asal Vietnam, VnExpress. Dalam laporan terbarunya mereka mengupas sepak-terjang taipan bersaudara tersebut dalam membangun imperium bisnisnya.

Hartono bersaudara sukses mengembangkan bisnis keluarga dari tembakau menuju perbankan hingga e-commerce. Kekayaan yang dimiliki keluarga tersebut mencapai 47 miliar dolar AS atau setara Rp767,65 triliun.

Keluarga tersebut merupakan keluarga terkaya ke-17 di dunia dan satu dari dua keluarga dari Asia Tenggara yang masuk daftar 25 keluarga terkaya Bloomberg.

Selain itu, Michael (85) dan Robert (83) juga telah menjadi miliarder terkaya di Indonesia selama lebih dari satu dekade, menurut majalah Forbes.

Kekayaan Hartono bersaudara tumbuh sebesar 2,3 miliar dolar AS atau setara Rp37,49 triliun tahun ini, berkat kenaikan harga saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, di mana mereka merupakan pemegang saham terbesar.

BCA, bank terbesar di Indonesia, menghasilkan pendapatan sebesar Rp99,7 triliun pada tahun lalu dan melaporkan pertumbuhan pinjaman yang mengesankan selama sembilan bulan pertama tahun 2024.

Meskipun BCA saat ini merupakan sumber kekayaan utama mereka, kekayaan Keluarga Hartono berawal dari produsen rokok kretek milik mendiang sang ayah, Oei Wie Gwan, Djarum.

Oei mendirikan pabrik kretek pertama Djarum di Provinsi Jawa Tengah, pada 1951, sembilan bulan setelah mengakuisisi merek tersebut. Djarum, yang dinamai berdasarkan jarum gramofon, dimulai sebagai operasi sederhana dengan hanya 10 pekerja karena proses produksinya sederhana dan membutuhkan peralatan yang minimal.

Oei sendiri akan melinting kretek di lantai tempat produksi ketika dia tidak sedang mempromosikan dan menjual produk Djarum di jalanan. Pada akhirnya, anak-anaknya mengambil alih bisnis tersebut setelah Oei meninggal dunia pada tahun 1963.

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut