JAKARTA, vozpublica.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) terus berupaya mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Upaya ini dilakukan dengan bertemu perwakilan Departemen Ilmu Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi (DSIT) Inggris.
Pertemuan tersebut menjadi platform bagi kedua negara saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik. Fokus utama diskusi mencakup pembangunan infrastruktur AI yang tangguh, pengembangan talenta digital, serta penyusunan kerangka regulasi yang adaptif.
Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria mengungkapkan pertemuan tersebut sangat berharga untuk bertukar pandangan dan belajar dari pengalaman Inggris. Sebab, negeri Ratu Elizabeth itu lebih dulu menerapkan AI dengan melewati beragam tantangan.
"Kami berkomitmen untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, terutama dalam menghadapi tantangan dan peluang AI di masa depan," kata Nezar dalam keterangan resmi dilansir Sabtu (14/6/2025).
Dalam diskusi tersebut, delegasi Inggris dan Indonesia berbagi pengalaman dan program prioritas masing-masing. Salah satunya terkait dengan infrastruktur digital untuk AI, dengan investasi lebih dari 1 miliar euro selama empat tahun untuk riset komputasi AI dan pembangunan pusat data berskala besar.
Sementara Indonesia memprioritaskan pembangunan pusat data, chip AI, dan peningkatan daya komputasi melalui kolaborasi lintas sektor. Program lainnya yang tak kalah penting adalah pengembangan talenta digital. Seperti diketahui, Indonesia berupaya menciptakan 9 juta talenta digital pada 2030.