SOLO, vozpublica.id - BYD Indonesia memasarkan produk-produk kendaraan listriknya di Tanah Air dengan harga sangat bersaing. Ini menjadi pertanyaan besar, mengapa bisa mobil listrik BYD, bahkan sebagian modelmya dilengkapi fitur-fitur layaknya mobil premium, dipasarkan dengan harga sangat kompetitif.
Sebagai contoh, mobil listrik terbaru yang diluncurkan saat perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) bulan lalu, Atto 1, yang dipasarkan dengan harga Rp195 juta hingga Rp235 juta.
Padahal, city car lain yang masih menggunakan mesin konvensional dipasarkan dengan harga tak jauh berbeda, mulai dari kisaran Rp170 juta sampai Rp250 jutaan.
Head of PR and Goverment Relation BYD Indonesia, Luther T Panjaitan menjelaskan, BYD mengenal konsep vertical integration, yakni kemampuan untuk memproduksi keseluruhan komponen utama sampai komponen pendukung sehingga menghasilkan tingkat keekonomisan yang tinggi. Dari situlah BYD bisa menekan harga jual produk-produknya.
"Contohnya, yang paling signifikan, kita memproduksi baterai, motor, wiring system, software, itu kan pembentuk harga produksi sebuah kendaraan. Kita mampu mencapai total economic upscale dalam produksi," ujar Luther, di sela test drive Atto 1 di Sukoharjo, Kamis (14/8/2025).