JAKARTA, vozpublica.id - Demam klakson telolet terlihat di berbagai daerah. Banyak warga dan busmania rela menunggu bus lewat hanya untuk mendengarkan klakson telolet.
Mereka begitu bahagia saat bus membunyikan klakson dengan berbagai nada (telolet om). Tak heran, banyak bus yang memasang klakson telolet untuk menarik perhatian masyarakat.
Namun, apakah aman bus memasang klakson telolet? Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DVCI) Bus Bodybuilder Advisor, M Thoyib mengatakan yang menjadi perhatian pada modifikasi klason ini adalah dari sisi teknis.
"Sebetulnya kami konsen terkait dengan elektrik. Electrical yang tidak sesuai dengan guide kami itu berpotensi menimbulkan kegagalan fungsi kendaraan," ujarnya, saat berbincang dalam diskusi Forwot di Giicomvec 2024.
Dia menjelaskan pada klakson telolet terdapat material yang menggunakan tenaga angin. Jika instalasinya (telolet basuri) mengambil tenaga angin dari sistem break (rem), mengandalkan sistem angin remnya bisa tidak berfungsi alias blong.
"Kami tidak bisa meminta PO bus untuk tidak memasang hal-hal tersebut, tapi untuk PO yang sudah paham mereka akan melarang (sopir batangan) pemasangan klakson telolet dan lampu-lampu tambahan," katanya.
"Jadi kalau di bus atau karoseri ada kalkulasi elektrikal. Dianalisis beban lampunya, kapasitas akinya berapa jangan sampai tekor. Kalau sampai tekor atau salah ambil sumber listrik bisa kebakaran dan lain-lain," ujarnya.