JAKARTA, vozpublica.id - Polemik mengenai keaslian skripsi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat ke publik. Penasihat Ahli Kapolri Aryanto Sutandi memberikan pandangannya secara lugas.
Dia menilai meski ada perbedaan bentuk fisik dokumen dengan skripsi lain, hal tersebut tidak dapat dijadikan dasar menyimpulkan adanya pemalsuan.
“Saya akan to the point, sekarang apa yang dibuktikan? Karena tulisannya berbeda dengan yang lain? Sementara kalau ditanya ke UGM, banyak yang seperti itu. Ada yang 50 persen seperti itu! Karena waktu itu mengetik sendiri-sendiri, jadi berbeda-beda,” ujar Aryanto dalam program Rakyat Bersuara, Rabu (30/7/2025)
Dia menyebut penelitian yang dilakukan oleh Rismon Sianipar hingga menjadi bahan diskusi publik dan media sosial, memang dilakukan dengan serius. Namun, kesimpulannya dianggap tidak cukup kuat untuk membuktikan skripsi Jokowi palsu.
“Penelitian Rismon itu menurut dia benar. Tapi tidak bisa membuktikan kalau skripsinya Jokowi palsu, yang mengeluarkan UGM itu asli,” tutur Aryanto.
Dia menyayangkan munculnya narasi yang justru menyesatkan masyarakat, terutama kelompok ibu rumah tangga, karena terus-menerus dijejali informasi yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.