BANDUNG, vozpublica.id - Popok bekas dan tongkol jagung sering dianggap sebagai limbah tak berguna. Namun, hal ini justru dimanfaatkan tim dosen lintas keilmuan dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dengan menjadikannya semen untuk bahan bangunan.
Inovasi ini diberi nama ECO-BLOX. Mereka menghadirkan solusi bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu meredam panas dan mendukung efisiensi energi.
“Ini popoknya kita pakai yang limbah, yang bekas itu dikumpulin saja. Jadi kita ada timnya, kita ada Google Form untuk ngumpulin popok-popok. Dari rumah ke rumah diambil, kami diberikan alamatnya. Terus kita bayar limbah popok itu, satu popoknya Rp2.000,” kata Esta Larosa, salah satu anggota tim pengembang ECO-BLOX di ITB, Bandung, Minggu (10/8/2025).
Inovasi ini ditampilkan sebagai salah satu produk unggulan di booth bidang energi Pameran Hasil Riset dan Inovasi Industri di Konvensi Sains Teknologi dan Industri (KSTI) 2025, Sasana Budaya Ganesa (Sabuga).
Panel ECO-BLOX dirancang sebagai material insulasi termal dari limbah popok bayi dan tongkol jagung. Tujuan utamanya adalah mendukung gerakan zero waste sekaligus menciptakan bangunan yang lebih hemat energi, terutama di wilayah tropis seperti Gorontalo.