Romadhoni memang bukan lulusan seni rupa atau teknik lingkungan. Keterampilan untuk membuat kerajinan dari plastik bekas, dia pelajari secara otodidak, terutama dari YouTube dan media sosial.
Hasilnya tak mengecewakan. Dalam waktu 1–2 jam, Doni bisa menyelesaikan satu karya, mulai dari bunga plastik berwarna-warni hingga lampu tidur unik yang dihiasi potongan botol. Produk itu awalnya hanya untuk edukasi warga, tapi lama-kelamaan diminati pembeli.
“Awalnya saya nggak niat jual, cuma buat contoh kalau sampah bisa jadi barang berguna. Tapi ternyata ada yang pesan, bahkan lewat Instagram,” ucapnya.
Harga kerajinan bervariasi, bunga sederhana Rp20.000–30.000, sedangkan lampu tidur bisa Rp50.000–100.000, tergantung ukuran.
Usaha Romadhoni untuk mengurangi limbah plastik dengan mengolahnya menjadi barang ekonomis didukung rekan-rekannya. Salah satunya Ari Putra Utama, yang sejak 2023 ikut membantu pengecatan dan penyuluhan.
“Awalnya saya cuma bantu cat dan dokumentasi, tapi lama-lama ikut sosialisasi ke sekolah-sekolah. Anak-anak seneng banget kalau diajar bikin bunga dari plastik,” kata Ari.
Kini, kegiatan mereka bukan hanya membersihkan waduk, melainkan juga edukasi lingkungan ke warga, ibu-ibu dasa wisma, hingga siswa SD dan SMP.
Dalam penyuluhan, mereka memperkenalkan jenis sampah organik, anorganik, hingga B3. Anak-anak belajar memilah sejak dini, bahkan sekolah-sekolah mulai menyediakan tempat sampah terpisah di setiap kelas.
“Antusias warga luar biasa. Anak-anak malah sering minta ikut bikin,” ucap Romadhoni.