SUKABUMI, vozpublica.id Prevented Ocean Plastic™️ Southeast Asia (POPSEA) meresmikan Aggregation Centre terbaru di Sukabumi, Jawa Barat. Fasilitas ini dirancang untuk memperkuat rantai pasok daur ulang plastik dengan kapasitas pemrosesan hingga 3.900 ton per tahun, atau setara dengan 15 ton per hari.
Aggregation Centre Sukabumi akan beroperasi dengan hasil produksi flakes dan mengedepankan prinsip keberlanjutan serta inklusi sosial. Fasilitas ini mempekerjakan 29 pekerja lokal terdiri dari 17 perempuan dan 12 laki-laki, yang seluruhnya menerima upah minimum yang berlaku dan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) serta lingkungan kerja yang aman, seperti APAR dan akses air minum. Area kerja juga didesain agar terlindung dari cuaca ekstrem, memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pekerja.
Pendirian fasilitas ini menjadi bagian dari komitmen POPSEA dalam memperluas infrastruktur pengumpulan dan pemilahan sampah plastik yang terstandarisasi dan berdaya guna tinggi. Selain mendukung pencapaian target pengurangan sampah plastik nasional, fasilitas ini juga berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi sirkular di tingkat nasional.
Fasilitas di Sukabumi merupakan bagian dari jaringan 16 titik infrastruktur daur ulang POPSEA yang tersebar di Indonesia, dan akan terus diperluas guna memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Sukabumi sendiri merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang rawan pencemaran laut dan sungai. Antara News pernah melaporkan bahwa setiap hari ada sekitar 250 ton sampah plastik yang disetorkan ke tempat pengolahan akhir (TPA). Ini belum yang tercecer dan tidak dikumpulkan dengan baik.
Karenanya POPSEA merasa bahwa Sukabumi menjadi lokasi strategis dalam rantai pengumpulan plastik PET dari komunitas lokal. Pusat pengumpulan sampah plastik ini akan dibangun dengan standar tinggi seperti fasilitas lain yang telah lebih dulu beroperasi, termasuk penyortiran manual, pemisahan kontaminan, dan produksi bal PET berkualitas tinggi.
“Dampak dari apa yang kami lakukan ini tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat secara luas,” ujar Daniel Lawrence Angelo Law, Direktur Utama Prevented Ocean Plastic Southeast Asia.
Editor: Yudistiro Pranoto