Selanjutnya Perdana Menteri Justin Trudeau juga mengumumkan akan membalas keputusan Trump dengan mengenakan tarif masuk 25 persen pada sejumlah produk AS, termasuk bir, anggur, bourbon, serta buah-buahan dan jus, termasuk jus jeruk. Produk-produk itu berasal dari negara bagian asal Trump, Florida.
Kanada juga akan menargetkan beberapa jenis barang, termasuk pakaian, peralatan olahraga, dan perabot rumah tangga. Beberapa tarif tersebut akan berlaku mulai Selasa (4/1/2025), hari yang sama dengan keputusan Trump.
Trudeau mengatakan beberapa pekan minggu mendatang akan sulit bagi warga Kanada, namun warga AS juga akan menderita akibat tindakan Trump.
"Tarif terhadap Kanada akan membahayakan para pekerja Anda, berpotensi menutup pabrik perakitan mobil Amerika dan fasilitas manufaktur lainnya," kata Trudeau.
"Mereka akan menaikkan biaya untuk Anda, termasuk makanan di toko kelontong serta bensin di SPBU," katanya, melanjutkan.
Perbatasan AS-Kanada sepanjang 9.000 km menangani perdagangan senilai lebih dari 2,5 miliar dolar dalam sehari, terutama energi dan manufaktur.
China tak kalah garang. Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan China mengecam keputusan Trump. Pemerintah China akan menantang keputusan Trump.
Meski demikian China tetap membuka peluang perundingan guna menghindari konflik yang semakin dalam.
China akan menentang keputusan tersebut melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta tentunya melakukan pembalasan.
Kementerian Perdagangan menyatakan pengenaan tarif 10 persen sangat melanggar aturan perdagangan internasional seraya mendesak AS untuk terlibat dalam dialog yang jujur serta memperkuat kerja sama.
China juga tidak terima dengan alasan yang disampaikan Trump, terutama soal narkoba.
"Fentanil adalah masalah Amerika. China telah melakukan kerja sama antinarkotika yang ekstensif dengan Amerika Serikat dan mencapai hasil yang luar biasa," bunyi pernyataan Kementerian Keuangan.