MOSKOW, vozpublica.id – China mengimpor uranium dan zat radioaktif lainnya dari Rusia dengan nilai 233 juta dolar AS (Rp3,82 triliun) bulan lalu. Itu adalah angka impor uranium tertinggi sepanjang masa oleh Beijing dari Rusia, sejak pencatatannya dimulai pada 2015.
Perhitungan kantor berita Sputnik berdasarkan data dari Biro Statistik China menunjukkan, volume pasokan uranium ke negeri tirai bambu meningkat 3,4 kali lipat pada Mei, dari senilai 70 juta dolar AS dari April lalu. Dalam lima bulan pertama tahun ini saja, Beijing sudah membeli uranium dan elemen radioaktif lainnya dari Moskow senilai 311 juta dolar AS (Rp5,1 triliun).
Bulan lalu, China membeli uranium yang diperkaya dari Rusia seharga 231,5 juta dolar AS. Sementara senyawa lainnya bernilai 1,4 juta dolar AS.
Tidak seperti senyawa lainnya, uranium yang diperkaya Rusia tidak dipasok ke China setiap bulan. Akan tetapi setiap kali ada pembelian, Beijing menggelontorkan uang dalam jumlah yang besar.
Menurut catatan Sputnik, pada April tahun ini, volume uranium Rusia yang diperkaya yang diekspor ke China bernilai 68 juta dolar AS. Sementara pada November 2023 jumlahnya 155 juta dolar AS. Pada Oktober 2023, pembelian oleh China sebanyak 113 juta dolar AS.
Pada Agustus 2023, Moskow mengekspor uranium diperkaya ke China dengan nilai 28 juta dolar AS. Sementara pada April dan Maret tahun lalu nilainya masing-masing 35 juta dan 87 juta dolar AS.
Secara total, tahun lalu Rusia memasok unsur radioaktif ke China senilai 440 juta dolar AS. Sebanyak 418 juta dolar AS di antaranya adalah uranium yang diperkaya.