MOSKOW, vozpublica.id – Larangan impor uranium Rusia yang diterapkan oleh Presiden AS Joe Biden dinilai Moskow tidak akan menyebabkan dampak yang gawat bagi industri nuklir negeri beruang merah. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kremlin (Istana Kepresidenan Rusia), Dmitry Peskov.
“Tidak, (larangan impor oleh Biden) ini bukanlah hal yang kritis bagi industri nuklir Rusia. Sulit bagi Amerika untuk bersaing dengan kami (Rusia) di kancah internasional,” ujarnya kepada wartawan di Moskow, Selasa (14/5/2024).
Menurut dia, Washington DC sudah kehabisan akal untuk melemahkan Rusia dengan berbagai macam sanksi yang sudah dijatuhkan sebelumnya menyusul agresi militer Moskow di Ukraina. Karena itulah, segala macam cara pun dilakukan AS agar ambisi mereka tercapai.
“Dan begitu mereka (AS) menjadi sulit untuk bersaing (dengan Rusia), mereka akan melakukan apa pun, termasuk tindakan yang, pada kenyataannya, mendistorsi dan menabrak semua norma dan prinsip-prinsip perdagangan internasional,” kata Peskov.
Pada Senin (13/5/2024), Biden menandatangani UU Larangan Impor Uranium Rusia. Adapun uranium yang dilarang masuk AS yaitu uranium yang sudah melalui proses pengayaan yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Menurut UU baru itu, larangan tersebut berlaku hingga 2040.