Massa juga membentangkan spanduk bertuliskan, “Penduduk Palestina Seharusnya Bebas” dan “Berduka atas Korban Meninggal, Berjuang Habis-habisan untuk Hidup.”
Penyelenggara menyebut aksi pendudukan damai tersebut sebagai bentuk pembangkangan sipil terbesar yang pernah terjadi di Kota New York sejak 20 tahun.
Para rabi memulai demonstrasi dengan menyalakan lilin Sabat serta melantunkan doa untuk orang meninggal atau dikenal dengan kaddish.
“Meskipun Sabat biasanya merupakan hari istirahat, kami tidak bisa beristirahat ketika genosida terjadi atas nama kami,” kata Rabbi May Ye, dikutip dari AFP.
Kehidupan warga Palestina dan Israel, lanjut dia, saling terkait. Keselamatan hanya bisa terwujud jika keadilan, kesetaraan, dan kebebasan bagi semua ditegakkan.