Namun aturan ini tak terlalu mengikat. Departemen Energi masih bisa membuat pengecualian jika terjadi masalah dalam pasokan uraniun dari pihak lain.
Rusia merupakan pemasok uranium yang diperkaya terbesar di dunia. Sekitar 24 persen kebutuhan untuk PLTN AS berasal dari Rusia.
Selain larangan impor, UU tersebut juga membuka kembali pendanaan sekitar 2,7 miliar dolar AS, yang pada UU sebelumnya dilarang, untuk membangun industri bahan bakar uranium AS.
Sementara itu Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan, keputusan AS itu akan menimbulkan guncangan dalam hubungan ekonomi global. Dia yakin AS tak akan mencapai tujuan yang diinginkan.
“Keseimbangan antara eksportir dan importir produk uranium sedang terganggu,” kata Antonov, melalui pernyataan yang dikeluarkan Kedubes Rusia di Washington DC.
Dia menegaskan, perekonomian Rusia sudah siap menghadapi badai apa pun yang dibuat negara-negara Barat. Rusia, tegas dia, dengan cepat bisa merespons permasalahan yang muncul. Bukan hanya itu, bahkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutunya terhadap Rusia justru berbalik, memberikan keuntungan.
"Kali ini juga akan demikian," ujarnya.