TEHERAN, vozpublica.id - Iran memastikan aktivitas pengayaan uraniumnya terhenti akibat kerusakan di fasilitas nuklir dampak dari serangan militer Amerika Serikat (AS) pada 22 Juni lalu. Meski demikian Iran menegaskan tak akan menghentikan program nuklirnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi mengatakan tingkat kerusakan di beberapa fasilitas nuklirnya serius dan parah.
"Pengayaan uranium sekarang dihentikan karena kerusakan serius dan parah, tapi jelas kami tidak bisa menghentikan pengayaan," kata Araghchi, kepada Fox News, dikutip Selasa (22/7/2025).
Dia menjelaskan alasan utama Iran ngotot melanjutkan program nuklir meski risikonya adalah sanksi dan mungkin serangan lanjutan.
Menurut Araghchi, teknologi nuklir yang dikembangkan secara mandiri merupakan pencapaian luar biasa bagi Iran.
"Para ilmuwan kami sendiri, dan sekarang, lebih dari itu, ini adalah masalah kebanggaan nasional," ujarnya.
Stok uranium Iran yang diperkaya hingga 60 persen diperkirakan mencapai 400 kg. Sementara uranium tingkat senjata membutuhkan pengayaan sekitar 90 persen.