GAZA, vozpublica.id – Kelompok perlawanan Palestina Hamas merespons positif proposal gencatan senjata 60 hari di Jalur Gaza. Ini membuka peluang terwujudnya gencatan senjata, mengakhiri perang terbaru pasca-gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung 40 hari pada Januari hingga Februari 2025.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 57.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
"Kami telah menyelesaikan konsultasi internal dan bersama faksi-faksi serta pejuang Palestina mengenai proposal terbaru para mediator funa menghentikan agresi terhadap rakyat kami di Gaza," bunyi pernyataan Hamas di Telegram, dikutip Sabtu (5/7/2025).
Hamas tak menjelaskan secara rinci mengenai isi proposal gencatan senjata yang juga diusulkan Amerika Serikat (AS) tersebut, namun media Israel mengungkap beberapa di antaranya.
Kesepakatan mengatur penghentian pertempuran selama 60 hari, membuka peluang untuk menurunkan eskalasi dan memulai kembali negosiasi damai.
Hamas akan membebaskan 10 sandera Israel yang masih hidup serta menyerahkan jenazah 18 sandera yang telah tewas. Proses ini akan dilakukan secara bertahap dalam lima tahap selama masa gencatan senjata.