JAKARTA, vozpublica.id - Thailand dan Kamboja terlibat konflik bersenjata di sepanjang perbatasan kedua negara, Kamis (24/7/2025). Sebenarnya kedua negara memiliki akar konflik yang panjang sejak seabad lamanya, terkait sengketa wilayah.
Di periode itu, Thailand dan Kamboja terlibat bentrokan bersenjata beberapa kali, termasuk yang terjadi sejak Mei lalu. Konflik besar kedua negara sebelumnya terjadi pada 2011, menewaskan belasan warga sipil dari kedua pihak.
Sementara itu untuk konflik terbaru sejauh ini 12 warga Thailand tewas dan 17 lainnya luka-luka akibat serangan roket Kamboja. Sementara itu Kamboja belum merilis informasi apa pun mengenai korban jiwa.
Kedua negara tetangga ini memiliki perbatasan yang disengketakan, terletak di antara Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di timur laut Thailand.
Ketegangan terbaru meningkat sejak 28 Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak lintas batas. Kematian tentara tersebut membawa hubungan kedua negara ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu eskalasi terbaru pada Kamis dipicu pemasangan ranjau darat oleh militer Kamboja di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Setidaknya enam tentara Thailand menjadi korban ranjau darat, dua di antaranya kehilangan anggota tubuh.
Klaim Kamboja atas beberapa wilayah di tepi perbatasan terdapat dalam peta 1907 yang dibuat pada masa penjajahan Prancis. Namun, ketidakjelasan peta tersebut menyebabkan interpretasi yang saling bertentangan. Thailand membantah klaim wilayah Kamboja.
Kedua pihak berusaha menyelesaikan perselisihan secara diplomatis, namun masalah tersebut tidak pernah terselesaikan sepenuhnya. Bahkan setelah badan-badan transnasional seperti Mahkamah Internasional (ICJ) turun tangan pada 1962, masalah tak juga terpecahkan.