WASHINGTON, vozpublica.id - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mengklaim serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni mungkin telah membuat program nuklir negara tersebut mundur secara permanen.
Direktur CIA John Ratcliffe mengatakan jet-jet tempur AS dan Israel terbang dengan leluasa di langit Iran tanpa ada gangguan berarti dari sistem pertahanan udara.
"Dalam operasi 12 hari, rakyat dan rezim Iran menyaksikan jet Israel dan Angkatan Udara AS terbang bebas, sesuka hati, di atas wilayah udara mereka lalu menghancurkan fasilitas yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun," ujarnya, kepada Fox News, dikutip Selasa (1/7/2025).
Pernyataan Ratcliffe tersebut menggemakan penilaian Presiden Donald Trump dan para pejabat lainnya bahwa serangan melibatkan 120 lebih pesawat tempur itu menghancurkan sepenuhnya tiga fasilitas nuklir Iran.
Penilaian awal komunitas intelijen AS serta pernyataan bos Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi justru sebaliknya. Fasilitas nuklir tidak hancur sepenuhnya, bahkan Iran bisa melanjutkan program pengayaan uranium dalam beberapa bulan mendatang.