TEL AVIV, vozpublica.id - Israel dilaporkan tengah menyiapkan skema pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat sebagai langkah balasan terhadap rencana sejumlah negara Barat yang akan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dalam Sidang Majelis Umum PBB bulan ini.
Meski belum mendapat restu dari Amerika Serikat (AS), pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut tetap serius membahas opsi aneksasi tersebut.
Tiga pejabat Israel mengatakan kepada CNN, Netanyahu sudah mendiskusikan wacana ini pekan lalu, meskipun belum dibawa secara rinci ke Kabinet Keamanan Israel. Rencana aneksasi dianggap sebagai jawaban politik atas keputusan Prancis, Australia, Kanada, Portugal, dan Inggris yang berencana memberi pengakuan resmi terhadap Palestina.
Aneksasi Bertahap
Sumber internal menyebutkan, Netanyahu sedang mempertimbangkan beberapa skema, mulai dari pencaplokan terbatas hingga opsi lebih luas dengan mengambil alih Area C, wilayah yang mencakup sekitar 60 persen Tepi Barat dan berada di bawah kendali penuh Israel sejak Perjanjian Oslo 1990-an.
Salah satu opsi utama yang juga dibahas adalah pencaplokan Lembah Yordan, kawasan strategis di sisi timur Tepi Barat yang membentang di sepanjang Sungai Yordan. Menurut pejabat Israel, opsi ini lebih mudah dipasarkan ke publik internasional karena memiliki alasan kuat yakni demi keamanan nasional Israel.