WASHINGTON, vozpublica.id - Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi dalam 16 tahun untuk meredakan inflasi. Suku bunga acuan AS naik sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 5-5,25 persen.
Ini merupakan kenaikan ke-10 dalam 14 bulan terakhir. Di samping itu, The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada Rabu (3/5/2023) waktu setempat mungkin yang terakhir dalam kampanye pengetatan kebijakan saat ini.
Adapun suku bunga yang lebih tinggi secara tajam meningkatkan biaya pinjaman di seluruh ekonomi terbesar dunia, memacu perlambatan di sektor-sektor seperti perumahan dan memainkan peran dalam kegagalan tiga bank Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.
"Kami tidak lagi mengatakan bahwa kami mengantisipasi kenaikan suku bunga tambahan," kata Ketua The Fed Jerome Powell, dikutip dari BBC, Kamis (4/5/2023).
Dia menyebut hal tersebut sebagai perubahan signifikan. Namun, menolak untuk mengesampingkan tindakan lebih lanjut.
"Kami akan didorong oleh data yang masuk," ujarnya.
Bank sentral AS mulai menaikkan suku bunga secara agresif tahun lalu ketika harga di AS melonjak dengan laju tercepat dalam beberapa dekade. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk di Inggris dan Eropa, juga melakukan hal yang sama.