"2023 ini IMF menyebutkan pertumbuhan hanya 2,8%, lebih rendah dari tahun lalu yang sebetulnya juga belum pulih banget yaitu 3,4 persen," ungkap Sri.
Untuk tahun depan, meski diperkirakan ada pemulihan yang lebih baik, namun ketidakpastian juga sama tingginya. "Inilah yang sedang kita hadapi, bagaimana menavigasi kondisi perekonomian, politik, keamanan global dan hubungan antar negara yang ternyata tidak mulus dan tidak sinkron," ungkap Sri.
Bahkan, di atas itu, ada krisis atau potensi shock yang juga bisa mempengaruhi seluruh dunia yaitu pandemi, perubahan iklim, dan perkembangan teknologi digital.
"Dalam situasi yang begitu rumit, kondisi Indonesia alhamdulillah mencatatkan kinerja positif dan cukup resilient," tutur Sri.
Hal ini, kata dia, bisa dilihat dari sisi indikator yang menjadi pusat perhatian dari seluruh pembuat kebijakan. Inflasi, pertumbuhan, dan employment, Indonesia dalam hal ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen untuk 5 kuartal berturut-turut.