Jika dirincikan, komponen inflasi harga bergejolak (volatile food/VF) mengalami penurunan, dari 5,96 persen yoy pada Juni 2024, menjadi 3,63 persen yoy pada Juli 2024. Hal ini sejalan dengan panen sayuran, buah, produk unggas, serta stok ikan yang melimpah di musim kemarau.
Komponen VF yang menahan penurunan inflasi lebih lanjut, yaitu komoditas berbagai jenis cabai yang belum masuk masa panen dan harga beras yang mulai naik akibat stok yang mulai berkurang. Sementara itu, inflasi inti mencatatkan kenaikan tipis menjadi 1,95 persen yoy, dibandingkan periode Juni 2024 sebesar 1,90 persen yoy.
Kelompok yang menjadi penyumbang inflasi inti yaitu pendidikan, perawatan pribadi (termasuk emas), dan perumahan. Di sisi lain, kelompok harga yang diatur pemerintah (administered price/AP) turun menjadi sebesar 1,47 persen yoy, dari Juni 2024 yang sebesar 1,68 persen yoy, terutama didorong normalisasi tarif transportasi pasca berakhirnya masa liburan sekolah.
Berdasarkan data di atas, kurs rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.820 - Rp15.920 per dolar AS.