JAKARTA, vozpublica.id - Siapa pemegang mayoritas saham PTRO? Pertanyaan ini kerap muncul di kalangan investor dan pengamat pasar saham Indonesia. Memahami siapa yang mengendalikan suatu emiten sangat penting agar investor bisa menilai arah strategis perusahaan, kemungkinan konflik kepentingan, serta potensi sinergi antar entitas pengendali.
Di artikel ini, kita akan mengurai secara mendetail siapa pemegang mayoritas saham PTRO (PT Petrosea Tbk), bagaimana struktur kepemilikan berubah seiring waktu, dan implikasi bisnis maupun pasar dari kepemilikan tersebut.
Sebelum kita menjawab siapa pemegang mayoritas saham PTRO, ada baiknya kita mengenal dulu perusahaan dan konteksnya. PT Petrosea Tbk (kode saham: PTRO) adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan, jasa konstruksi, serta jasa minyak dan gas.
Perusahaan ini telah mengalami sejumlah transformasi kepemilikan dan transaksi korporasi penting termasuk akuisisi dan peralihan pengendalian yang membuat struktur sahamnya menjadi dinamis dalam beberapa tahun terakhir.
1. Pengendalian oleh Caraka Reksa Optima (CRO)
Pada periode sebelumnya, PTRO berada di bawah pengendalian PT Caraka Reksa Optima (CRO). CRO sendiri tercatat sebagai pemegang saham utama PT Petrosea.
2. Konsolidasi oleh Prajogo Pangestu lewat PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)
Perubahan besar terjadi ketika Konglomerat Prajogo Pangestu melalui entitasnya, PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), melakukan akuisisi terhadap saham milik CRO.
Pada awal 2024, CUAN mengakuisisi sekitar 34% saham yang sebelumnya dimiliki oleh keluarga Romo Nitiyudo Wachjo (pemilik CRO). Dengan langkah ini, CUAN (dan entitas pengendali di bawahnya) menjadi pemegang saham pengendali baru PTRO.
Dengan demikian, meskipun CRO sebelumnya sangat dominan, pengambilalihan ini menjadikan CUAN (Prajogo) sebagai pengendali mayoritas.
Berdasarkan data terbaru, PT Kreasi Jasa Persada (anak usaha dari CUAN) tercatat menguasai sekitar 4,57 miliar lembar saham atau setara dengan 45,31% dari total saham PTRO, menjadikannya pemegang mayoritas tunggal.
Selain itu, pihak lain yang juga ikut memiliki saham besar adalah CRO dengan kepemilikan sekitar 2,74 miliar lembar saham.