JAKARTA, vozpublica.id - Organisasi nirlaba asal London, Oxfam menyebut dalam satu dekade terakhir sangat menguntungkan bagi orang superkaya dunia. Hal ini memicu dorongan pengenaan pajak lebih besar kepada miliarder dari sejumlah pihak.
Mengutip CNN Business, menurut analisis terbaru Oxfam International, kekayaan 1 persen orang terkaya dunia telah melejit sebesar 42 triliun dolar AS atau setara Rp687.774 triliun selama satu dekade terakhir. Angka tersebut hampir 34 kali lebih banyak daripada 50 persen dari populasi global terbawah.
Hasil riset tersebut disampaikan Oxfam menjelang pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Brasil.
Kepala Kebijakan Ketimpangan Oxfam International, Max Lawson menjelaskan, kekayaan bersih rata-rata kaum elit melonjak hampir 400.000 dolar AS atau setara Rp6,5 miliar per orang, setelah disesuaikan dengan inflasi.
Hal ini berbanding terbalik dengan kalangan masyarakat terbawah hanya sebesar 335 dolar AS atau setara Rp5,4 juta.
“Ketimpangan telah mencapai tingkat yang tidak senonoh, dan sampai sekarang pemerintah gagal melindungi orang dan planet dari dampak bencana. Satu persen orang terkaya di dunia terus mengisi kantong mereka, sementara sisanya harus berjuang keras mencari remah-remah, ucap Lawson dikutip, Sabtu (27/7/2024).
Adapun, Oxfam secara rutin menerbitkan laporan yang menyoroti ketimpangan global dan mendorong perubahan untuk mulai menyamakan kedudukan.