“PLN terus berupaya menghadirkan listrik yang tidak hanya andal, tapi juga berkelanjutan. Di tengah upaya transisi energi, PLN terus mengembangkan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan dengan menerapkan inisiatif keuangan yang prudent dan kokoh,” ucapnya.
PLN juga masif mendorong implementasi biomassa atau co-firing PLTU sebagai substitusi batu bara. Hingga akhir 2023, program biomassa telah diimplementasikan pada 43 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN dengan memanfaatkan lebih dari 990.000 ton co-firing atau meningkat 69 persen dibanding 2022 yang hanya sebesar 586.000 di 36 PLTU.
Melalui pemanfaatan co-firing ini PLN menghasilkan energi listrik sebesar lebih dari 1 juta megawatt-hour (MWh) pada 2023, meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni 599.000 MWh.
"Teknologi co-firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di tanah air. Sebab, dengan teknologi ini, banyak manfaat yang didapatkan, selain pengurangan emisi juga akan mengurangi penggunaan energi fosil. Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa," katanya.
Darmawan memastikan ke depannya program tersebut akan terus dilakukan secara masif, di mana pada 2025 mendatang implementasi co-firing ditargetkan dilakukan pada 52 PLTU.