JAKARTA, vozpublica.id - Realisasi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia pada 2023 mencapai 8.786 megawatt (MW). Angka ini meningkat 261 MW dibandingkan 2022 sebesar 8.525 MW.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan, pembangkit listrik hidro menyumbang porsi sebesar 5.777 MW, disusul pembangkit listrik panas bumi 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya, angin, dan biomassa.
Dia menuturkan, dalam proses transisi energi, PLN dihadapkan pada tantangan teknis, strategis, operasional, dan juga pendanaan. Namun, perusahaan telah memetakan setiap tantangan tersebut agar dapat diatasi, dimitigasi, dan dikelola.
“Bumi memanas, tugas kita adalah bagaimana memastikan kehidupan generasi mendatang lebih baik dari hari ini. Melalui transisi energi, kami terus memastikan bahwa energi yang kita gunakan bukan hanya andal tapi juga ramah lingkungan,” ujar Darmawan, Selasa (4/6/2024).
Darmawan menerangkan, dalam mengakselerasi dan menjawab tantangan transisi energi yang merupakan investasi masa depan, PLN mengedepankan aspek corporate financial sustainability.
Hal ini dibuktikan dengan capaian saldo kas perusahaan pada 2023 yang meningkat menjadi Rp55,92 triliun, penurunan utang jangka panjang sebesar Rp4,24 triliun, utang jangka pendek Rp8,53 triliun yang ditopang oleh beragam inisiatif berupa Proactive Debt Management, pengendalian likuiditas, hingga sentralisasi dan digitalisasi pembayaran.