BHP, yang berkantor pusat di Melbourne merupakan penambang terbesar di dunia. Perusahaan memiliki sekitar 80.000 karyawan dan pekerja kontrak di lokasi termasuk tambang Escondida di Chili, yang merupakan tambang tembaga terbesar di dunia.
Selain sahamnya terdaftar di Australia, perusahaan tersebut merupakan bagian dari indeks FTSE 100 blue chip Inggris selama sekitar satu dekade.
Pada Januari 2022, perusahaan melepas sahamnya dari pasar London setelah mendapat tekanan dari beberapa investor untuk menyederhanakan struktur perusahaannya. Pendukung langkah tersebut berpendapat bahwa hal itu akan memudahkan BHP untuk mengumpulkan uang, melakukan kesepakatan, dan mengembalikan uang kepada pemegang saham.
Mengutip The Guardian, Menteri Hubungan Tempat Kerja Tony Burke mengatakan, pengungkapan tersebut menyoroti perlunya meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
"Baru minggu lalu, BHP mencoba meyakinkan kami bahwa praktik ketenagakerjaan mereka sempurna dan pemerintah tidak perlu menutup celah untuk melindungi upah. Ini jelas tidak benar," ujar Burke.
"Australia dapat berbuat lebih baik untuk memastikan pekerja dibayar dengan layak. Itu akan menjadi fokus undang-undang kami dalam beberapa bulan mendatang," tambahnya.
Sementara The Mining and Energy Union menyatakan bahwa BHP telah "merampok pekerja".
"Pengungkapan hari ini menunjukkan bahwa kita perlu terus menekan perusahaan besar seperti BHP untuk melakukan hal yang benar," ucap Sekretaris Jenderal The Mining and Energy Union Grahame Kelly.