“Digitalisasi pasar tradisional bukan hanya tentang alat pembayaran, tetapi menciptakan ekosistem UMKM yang adaptif dan berkelanjutan. Inisiatif ini kami desain agar UMKM bisa tumbuh lebih efisien dan berdaya saing di era ekonomi digital,” ujar Hendrianto Setiawan dalam keterangan resmi pada Jumat (8/8/2025).
Selain edukasi transaksi digital, para pedagang juga dikenalkan dengan layanan Livin’ by Mandiri dan Livin’ Merchant untuk mengelola keuangan usaha, serta pemanfaatan Cash Recycle Machine (CRM) dan Agen Mandiri untuk pengelolaan tunai yang lebih efisien.
Kegiatan ini sejalan dengan inisiatif “Livin’ Pasar 2025” yang sedang berjalan di Bank Mandiri, yang menargetkan digitalisasi di 37 pasar di Indonesia. Adapun langkah tersebut juga sejalan dengan Program Prioritas Pemerintah ke-14 tentang penguatan UMKM, serta mendukung tema HUT RI ke-80, yaitu Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.
“Kami ingin pasar tradisional tidak hanya bertahan, tapi mampu menjadi pilar ekonomi lokal yang siap bersaing di era modern. Literasi digital adalah kunci transformasi itu,” tuturnya.
Lewat kolaborasi dengan pemerintah daerah dan edukasi langsung ke pedagang, Bank Mandiri berharap dapat memperkuat posisi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional dan mempercepat terciptanya pasar-pasar yang terhubung dengan ekosistem digital nasional.