4 Manfaat Jahe yang Belum Diketahui Banyak Orang, Salah Satunya Bagus untuk Otak

1. Mengobati mual
Jahe mungkin efektif melawan mual, termasuk mual yang berhubungan dengan kehamilan, yang umumnya terjadi saat pagi hari. Jahe dapat membantu meredakan mual dan muntah pada orang yang menjalani jenis operasi tertentu, dan juga dapat membantu mengurangi mual akibat kemoterapi. Meskipun secara umum aman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya dalam jumlah besar jika Anda sedang hamil. Jahe mungkin tidak cocok selama kehamilan untuk orang yang akan segera melahirkan dan mereka yang memiliki riwayat keguguran atau pendarahan vagina. Jahe juga tidak cocok untuk mereka yang memiliki gangguan pembekuan darah.
2. Atasi Osteoartritis
Osteoartritis (OA) melibatkan degenerasi sendi, yang menyebabkan gejala seperti nyeri sendi dan kekakuan. Dalam ulasan menyimpulkan, jahe dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kecacatan. Para peserta mengonsumsi 0,5 - 1 gram jahe per hari selama 3 - 12 minggu, tergantung pada penelitian. Sebagian besar mempunyai diagnosis OA lutut. Namun penelitian lain belum menemukan bukti efek yang sama. Namun, banyak yang menghentikan pengobatan karena tidak menyukai rasa jahe atau karena membuat perut mereka sakit.
3. Dapat mengurangi nyeri haid
Jahe dapat membantu meringankan dismenore, yang juga dikenal sebagai nyeri haid. Beberapa penelitian menunjukkan jahe lebih efektif dibandingkan asetaminofen, kafein, atau ibuprofen (Novafen) dalam meredakan nyeri haid. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian terkait hal ini.
4. Tingkatkan fungsi otak dan melindungi dari risiko alzheimer
Beberapa penelitian menunjukkan enam shogaol dan enam gingerol, senyawa dalam jahe dapat membantu mencegah penyakit degeneratif seperti alzheimer, penyakit parkinson, dan multiple sclerosis. Stres oksidatif dan peradangan kronis mungkin menjadi pendorong utama penyakit alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe dapat menghambat respons peradangan yang terjadi di otak. Ini dapat membantu mencegah penurunan kognitif.
Editor: Vien Dimyati