Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Toilet Umum di Pacitan Suguhkan Pemandangan Indah, Netizen: Ngising with A View
Advertisement . Scroll to see content

Terungkap, Ternyata Sosok Ini yang Ratakan Bukit untuk Bangun Candi Borobudur

Selasa, 07 Juni 2022 - 10:28:00 WIB
Terungkap, Ternyata Sosok Ini yang Ratakan Bukit untuk Bangun Candi Borobudur
Mengenal sejarah pembangunan Candi Borobudur (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

Konon Candi Borobudur yang dibuat Raja Samaratungga di Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno, harus meratakan bukit untuk membuat candi ini. Sang raja pembuat Candi Borobudur, merupakan raja yang dikenal sebagai raja spesialis pembuat candi di pegunungan.

Tak ada yang tahu kenapa sebutan raja pegunungan disematkan kepada Syailendra, namun karya - karya bangunan candi dan tempat suci yang dibangun di tempat - tempat tinggi atau perbukitan, konon menjadi penyebabnya. 

Sang raja yang terkenal dengan kesaktian dan kekuatannya berhasil membuat monumen kala itu yang terletak di utara Yogyakarta. Dia membuat bangunan yang menutupi bagian atas bukit yang telah dibentuk menjadi serangkaian teras. Lantai dan dinding penahannya ditutup dengan batu. 

Menariknya dituliskan Vlekke pada bukunya "Nusantara Sejarah Indonesia", puncak bukit tersebut sengaja diratakan dan dengan demikian dibuat terlihat seperti atap rata, bangunan besar. Di pusat atap ini berdiri stupa yang berisi, atau dikira berisi, satu patung Buddha. 

Di sekeliling stupa inti ini ada banyak stupa batu kecil berhias yang ada di dalamnya berisi patung - patung Dhyani - Buddha. Dinding - dinding teras tertutup dengan pahatan.

Sosok Samaratungga, sebagaimana diungkapkan sejarawan Slamet Muljana merupakan anak dari Raja Mataram Samaragriwa yang pernah memerintah Medang pada tahun 800 - 812 Masehi. Pendapat Slamet Muljana ini dikuatkan dengan Prasasti Pongar yang dikeluarkan pada tahun 802 Masehi. Prasasti tersebut menyebutkan Kamboja berhasil melepaskan diri dari penjajahan Jawa. 

Pelepasan Kamboja dari kekuasaan Jawa tersebut melatarbelakangi Samaragriwa kemudian membagi wilayah kekuasannya untuk kedua putranya Samaratungga dan Balaputradewa. Samaratungga mendapatkan wilayah di Jawa (Medang), sedangkan Balaputradewa mendapatkan wilayah di Sumatera. 

Sebelum menjadi raja di Medang, Samaratungga terlebih dahulu menjadi kepala daerah Garung yang bergelar Rakryan i Garung atau Rakai Garung. Samaratungga sendiri naik tahta dan bergelar Sri Maharaja Samaratungga. 

Semasa menjadi raja, Samaratungga menikahkan putrinya Pramodawardhani dengan Mpu Manuku dari Wangsa Sanjaya yang menjabat sebagai penguasa daerah Patapan pada 807 M berdasarkan Prasasti Munduan. 

Saat menjabat sebagai raja pula Samaratungga membuat  bangunan bernama Candi Bhumisambhara, yang merupakan nama lain dari Candi Jinalaya. Samaratungga memercayakan arsitek Gunadharma. 

Selain itu, Samaratungga melibatkan Kumarabacya dari Gandhadwipa (Bangalore) dan Visvawarman, yang merupakan ahli ajaran Buddha Tantra Vijrayana dari Kashmir, India. Pendapat adanya kisah pendirian Candi megah itu juga sejalan dengan Prasasti Kulrak yang dikeluarkan pada tahun 784 M. 

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut