Hebohkan Dunia! Peneliti Universitas Brawijaya Temukan 7 Spesies Baru di Laut Indonesia

MALANG, vozpublica.id – Kekayaan laut Indonesia kembali membuat dunia ilmu pengetahuan terkagum-kagum. Tim peneliti dari Universitas Brawijaya (UB) berhasil menemukan dua genus dan tujuh spesies mikroalga baru di perairan Pulau Bawean (Jawa Timur) dan Teluk Tomini (Sulawesi Tengah). Temuan ini sekaligus membuka babak baru dalam eksplorasi biodiversitas mikroskopik di lautan tropis Indonesia.
Dipimpin Oktiyas Muzaky Luthfi, ST, M.Sc, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UB, riset ini merupakan hasil kolaborasi dengan Universitas Szczecin, Polandia, dan sejumlah institusi riset lainnya. Penelitian ini difokuskan pada famili Catenulaceae, kelompok diatom laut yang hidup di sedimen dan pecahan karang mati.
"Kami menggunakan kombinasi analisis morfologi lewat mikroskop cahaya dan mikroskop elektron pemindai (SEM). Metode ini memungkinkan kami melihat struktur halus mikroalga hingga ke tingkat mikron," ujar Oktiyas dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/5/2025).
Dalam ekspedisi di Gili Iyang, Bawean dan Teluk Tomini, tim UB mengidentifikasi dua genus mikroalga baru, yaitu:
- Paracatenula porostriata – Ditemukan di Gili Iyang, genus ini memiliki bentuk katup pipih dengan permukaan cangkang melingkar yang dipenuhi lubang-lubang kecil. Struktur unik ini belum pernah dijumpai dalam genus lain sebelumnya.
- Wallaceago porostriatus – Ditemukan di Teluk Tomini, spesies ini memiliki katup berbentuk menyerupai belah ketupat dengan garis-garis halus di bagian bawahnya. Nama "Wallaceago" dipilih untuk menghormati Alfred Russel Wallace, pelopor biogeografi yang berjasa dalam studi biodiversitas Indonesia.
"Penamaan ini bukan hanya soal ilmiah, tapi juga penghargaan pada sejarah eksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia," kata Oktiyas.
Selain dua genus tersebut, tim peneliti juga mencatat lima spesies mikroalga baru lainnya, yaitu:
- Catenula boyanensis
- Catenula komodensis
- Catenula decusa
- Catenula densestriata
- Catenulopsis baweana
Setiap spesies memiliki keunikan sendiri, mulai dari pola garis-garis di cangkangnya, bentuk katup yang bervariasi, hingga hiasan kecil dari silika (zat keras seperti pasir laut) yang memperindah bentuk mikroalga tersebut secara mikroskopis.
“Struktur unik silika di setiap spesies ini bisa menjadi petunjuk penting dalam studi lingkungan, karena mereka sangat sensitif terhadap perubahan kondisi air laut,” ujar Oktiyas.