Microsoft dan LinkedIn Ungkap AI Telah Pengaruhi Cara Kerja Karyawan di Perusahaan

Bagi karyawan, AI meningkatkan standar dan mendobrak batasan karier. Mayoritas pemimpin global (55 persen) khawatir tentang ketersediaan talenta yang cukup untuk mengisi berbagai posisi pada tahun ini, terutama di bidang keamanan siber, teknik, dan desain kreatif.
● 76 persen pemimpin di Asia Pasifik mengatakan mereka lebih memilih mempekerjakan kandidat yang kurang berpengalaman namun memiliki keterampilan AI daripada kandidat yang lebih berpengalaman namun tidak memiliki keterampilan tersebut.
● Sejak akhir tahun lalu, LinkedIn telah melihat peningkatan 142x lipat anggota secara global yang menambahkan keterampilan AI seperti ChatGPT dan Copilot ke profil LinkedIn mereka.
● Penyebutan AI dalam postingan lowongan kerja di LinkedIn meningkatkan pertumbuhan aplikasi sebesar 17 persen.
Bangkitnya pengguna AI
Pengguna AI dari Microsoft telah mengubah orientasi hari kerja mereka, menghemat 30 menit per hari. 88 persen pengguna di APAC menjalankan hari kerja mereka dengan AI, menggunakan AI untuk memulai pagi dan menyiapkan diri untuk hari kerja berikutnya.
"Asia Pasifik menyaksikan perubahan transformatif di tempat kerja karena AI, yang mendorong kebutuhan pendekatan bisnis baru," kata Managing Director, Asia Pacific LinkedIn, Feon Ang.
Sebanyak 76 persen pemimpin di Asia Pasifik bersedia merekrut seseorang yang mungkin kurang berpengalaman dalam AI, namun memiliki kemauan untuk mengembangkan keterampilan AI. Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya bagi para profesional untuk fokus pada peningkatan kemampuan AI mereka melalui pelatihan keterampilan.
Pasar Asia Pasifik dalam penelitian ini, meliputi Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Editor: Dani M Dahwilani