Perbedaan Mobil Hybrid, Plug-in Hybrid dan BEV, Ini yang Bisa Diisi Bensin dan Listrik

JAKARTA, vozpublica.id - Elektrifikasi diyakini menjadi mobilitas masa depan di seluruh dunia. Itu tidak terbatas pada mobil listrik berbasis baterai (BEV), tapi juga mobil hybrid (HEV) dan plug-in hybrid (PHEV). Namun, banyak yang belum paham mengenai perbedaan ketiga model mobil elektrifikasi tersebut.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah menggaungkan penggunaan mobil listrik dengan memberikan sejumlah insentif. Di sisi lain, masyarakat terutama di daerah masih ragu beralih ke BEV. Pilihannya untuk kepraktisan dan efisiensi bahan bakar mereka memilih membeli mobil hybrid.
Ini dapat dilihat penjualan kendaraan elektrifikasi (Xev) Toyota pada Januari-Juli 2024 mencapai 22.721 unit, meningkat 52 persen dari 14.936 unit pada periode yang sama 2023.
Tujuan utama mobil hybrid dan listrik sama, yakni menekan emisi. Perbedaannya, mobil hybrid masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber daya utama, BEV tidak.
Lantas apa perbedaan kendaraan elektrifikasi HEV, PHEV, dan BEV, berikut ulasannya.
1. Mobil Listrik (BEV)
Mobil EV menjadi populer karena diklaim bebas emisi gas buang. Sebab, mobil ini tidak mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga. Sebagai pengganti bahan bakar minyak, mobil listrik menggunakan baterai sebagai sumber tenaga utama.
Perlu diingat bahwa makin tinggi kecepatan mobil, maka makin tinggi pula konsumsi sumber tenaganya. Mobil akan lebih cepat kehabisan daya jika dipacu dalam kecepatan tinggi secara terus-menerus. Mobil listrik murni sejauh ini masih lebih cocok digunakan untuk kendaraan sehari-hari di dalam kota.