Kurangi Gesekan Mesin, Ini Perbedaan Pelumas Sintetis Ester dan Konvensional

“Karakteristik polar ester membuat film oli tetap menempel kuat, bahkan saat tekanan puncak ruang bakar dan suhu naik ekstrem,” ujar Welmart Purba, National Sales Director PT Motul Indonesia Energy, dalam keterangan pers dilansir Senin (19/5/2025).
Senyawa ester dikenal memiliki stabilitas oksidatif tinggi, artinya lebih tahan terhadap degradasi kimiawi, yang menjadi penyebab umum penguapan oli dan pembentukan sludge di mesin modern.
Motul 300V terbaru hadir dalam sejumlah varian viskositas dari SAE 0W30 hingga 15W60, yang mencerminkan peruntukannya untuk berbagai kondisi dari motor sport harian hingga kendaraan yang digunakan dalam motorsport dan off-road.
Dalam pengujian menggunakan mesin Yamaha R25 di dyno test pada peluncuran di Sirkuit Mandalika, pelumas Motul 300V terbaru mencatatkan peningkatan daya sebesar 0,25 HP (sekitar 1,16 persen) dibanding versi sebelumnya, terutama di putaran mesin di atas 11.000 RPM.
"Meski peningkatan tersebut tidak signifikan dalam konteks tenaga maksimal, ini menunjukkan efisiensi pengurangan friksi mikro pada sistem valvetrain dan piston-ring yang bekerja di kondisi tinggi RPM," kata Welmart.
Selain pengurangan gesekan, pelumas ini juga diklaim lebih stabil terhadap penguapan, terutama karena stabilitas molekul esternya yang tahan panas. Ini penting karena pada mesin modern, konsumsi oli bukan hanya berasal dari pembakaran, tapi juga volatilisasi pada suhu tinggi.
Keunggulan molekuler ini juga berperan dalam memperpanjang masa pakai komponen seperti camshaft, piston, dan bearing, yang sering mengalami keausan akibat pelumasan yang tidak optimal.
Ini menjadi tren di industri pelumas global yang mulai beralih dari mineral dan sintetik murni ke campuran bahan berbasis bio, untuk mengurangi jejak karbon dari proses produksi dan distribusi.
Editor: Dani M Dahwilani