Densus 88: Potensi Terorisme Masih Ada, 138 Napiter Ditahan!

SEMARANG – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengingatkan bahwa potensi terjadinya tindak pidana terorisme di Jawa Tengah masih tetap ada, meski lima tahun terakhir tidak terjadi aksi teror di wilayah ini.
Hasil monitoring menunjukkan beberapa indikator yang memunculkan kekhawatiran, di antaranya masih adanya kelompok teror aktif serta penggunaan internet untuk penyebaran propaganda dan perekrutan anggota.
“Potensi teror bisa datang dari jaringan yang masih ada sampai hari ini, maupun dari individu atau lone wolf yang terpapar lewat internet. Beberapa kasus terakhir menunjukkan meningkatnya penggunaan internet oleh mereka,” ujar Kepala Unit Idensos Satgaswil Jateng Densus 88 Antiteror Kompol Ghofar dalam kegiatan bersama Direktorat Intelkam Polda Jateng di Semarang, Senin (11/8/2025).
Menurut Ghofar, berbagai langkah pencegahan telah dilakukan, seperti pemetaan lokasi kajian, monitoring kelompok radikal, hingga pengawasan pondok pesantren, sekolah dan madrasah yang terindikasi menjadi sasaran penyebaran paham radikal.
“Kami melakukan profiling, pendataan, dan monitoring. Pengawasan ini harus dilaksanakan bersama oleh semua stakeholder,” katanya.
Densus 88 juga mendorong keterlibatan masyarakat untuk menyuarakan kontra narasi radikalisme serta melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya.
“Perlu diskusi dan evaluasi secara berkala, serta optimalisasi peran masyarakat untuk mengantisipasi tindakan terorisme,” ucapnya.