Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Salurkan Bantuan Pangan Senilai Rp200 Miliar untuk Warga Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Biografi Ahmad Tohari, Sastrawan yang Karyanya Mengalir dari Desa hingga Kancah Internasional

Jumat, 17 November 2023 - 17:42:00 WIB
Biografi Ahmad Tohari, Sastrawan yang Karyanya Mengalir dari Desa hingga Kancah Internasional
Ahmad Tohari, sastrawan dan budayawan Indonesia. (Foto: YouTube/Kanca Budaya)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Biografi Ahmad Tohari seorang sastrawan dan budayawan Indonesia yang menembus batas desa dengan karya-karyanya hingga ke ranah internasional. Dia lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah.

Trilogi magnum opusnya Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Jepang. Kumpulan cerpennya, Senyum Karyamin juga telah memperoleh banyak pujian.

Bagian bawah kehidupan desa menjadi kanvas utama karyanya, mencerminkan kesadaran dan wawasan alam yang tajam.

Sebelum merambah dunia sastra, Tohari berkiprah sebagai tenaga honorer di BNI pada tahun 1946, mengurusi majalah perbankan pada 1966-1967. Dia juga aktif di dunia jurnalistik sebagai staf redaktur Harian Merdeka, majalah Keluarga dan majalah Amanah di Jakarta.

Selain itu, pengalamannya tidak terbatas hanya di Indonesia saja. Pada tahun 1990, Tohari mengikuti International Writing Program di Amerika selama 3 bulan.

Pendidikan yang Tidak Terbatas, Karya yang Meluas

Tohari menempuh pendidikan di berbagai bidang, termasuk Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (1974-1975) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (1975-1976).

Meskipun dia menjelajahi bidang-bidang ini, Tohari tidak menemukan ketertarikan yang cukup untuk mengejarnya dengan tekun.

Penghargaan dan Pengakuan Internasional

Karya-karya Tohari tidak hanya mencuri perhatian di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional. Triloginya yang fenomenal telah diadaptasi ke dalam film layar lebar berjudul Sang Penari.

Karya-karya lainnya, seperti Kubah, Bekisar Merah dan Orang-Orang Proyek membawa pulang sejumlah penghargaan. Novel Kubah yang menggambarkan konflik nasional Indonesia pada peristiwa G30S, menjadi sorotan karena persepsi yang berbeda di kalangan pembaca.

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut