KAIRO, vozpublica.id - Upaya internasional untuk menghentikan perang di Jalur Gaza kembali menemukan titik terang. Hamas akhirnya menerima proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh Mesir dan Qatar. Meski belum resmi berakhir, langkah ini membuka peluang terjadinya perundingan menuju penghentian permanen konflik dengan Israel.
Menteri Luar Negeri Mesir (Menlu) Badr Abdelatty menegaskan, kemajuan signifikan telah dicapai. Dia menepis rumor yang beredar di media Israel bahwa proposal itu mencakup perlucutan senjata Hamas.
Baca Juga
Balas Dendam, Warga Palestina Tabrak Tentara Israel dengan Truk
“Tidak ada poin dalam proposal yang mewajibkan Hamas menyerahkan senjatanya,” kata Abdelatty.
Dikutip dari sumber pejabat Mesir, sebagaimana dilaporkan stasiun televisi pemerintah Al Qahera, berikut beberapa isi utama dari proposal yang telah disetujui Hamas:
Baca Juga
Jelang Operasi Israel, Warga Kota Gaza Pilih Bertahan meski Kehilangan Nyawa
- Gencatan Senjata 60 Hari
Perang di Gaza akan dihentikan sementara selama dua bulan, memberikan ruang bagi negosiasi lanjutan. - Negosiasi Gencatan Senjata Permanen
Pembicaraan tentang penghentian perang secara permanen akan dimulai sejak hari pertama kesepakatan berlaku. - Penempatan Ulang Pasukan Israel
Pasukan Israel diminta mundur ke sekitar perbatasan Gaza untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan. - Pertukaran Sandera dan Tawanan
Proposal menyerukan pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup serta penyerahan 18 jenazah sebagai imbalan atas penghentian sementara pertempuran. Sebagai imbalannya Israel juga akan membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina. - Akses Bantuan Kemanusiaan
Gencatan senjata ini bertujuan membuka jalur masuk bantuan ke Gaza yang selama ini terhambat akibat operasi militer Israel.