Duh, Rusia Ungkap Serangan Siber Terbesar dari AS dan Indonesia

MOSKOW, vozpublica.id - Rusia mengungkap data mengejutkan, serangan siber distributed denial of service (DDoS) terbesar ke negaranya sepanjang Juni berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
DDoS merupakan serangan siber bertujuan untuk mematikan layanan online seperti website atau server dengan cara membanjirinya dengan lalu lintas internet sangat tinggi. Tujuannya untuk menghabiskan sumber daya target sehingga tidak bisa lagi melayani pengguna yang sah.
Regulator media dan komunikasi Rusia Roskomnadzor menjelaskan, serangan DDoS pada Juni menargetkan sistem informasi institusi pemerintah serta operator transportasi dan telekomunikasi. Sebagian besar dilakukan oleh alamat IP yang terdaftar di AS dan Indonesia, di samping Jerman, Prancis, dan Belanda.
"Dari 1 hingga 30 Juni 2025, para ahli dari Pusat Pemantauan dan Pengelolaan Jaringan Komunikasi Publik menegah 895 serangan siber DDoS besar yang menargetkan sistem informasi entitas administrasi negara, operator transportasi dan telekomunikasi. Sebagian besar serangan berasal dari infrastruktur dengan alamat IP yang terdaftar di AS, Jerman, Indonesia, Prancis, dan Belanda," bunyi pernyataan Roskomnadzor, seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (3/7/2025).
Disebutkan output maksimum serangan DDoS selama periode tersebut mencapai 890,13 Gbps, dengan kecepatan 92,12 juta paket per detik dan durasi maksimum 4 hari, 23 jam, dan 40 menit.
Selama periode tersebut, para spesialis mendeteksi dan menghilangkan 838 pelanggaran rute lalu lintas yang berasal dari 213 organisasi. Mereka juga memblokir 7.500 sumber phishing serta 61 sumber yang menyebarkan malware.
Editor: Anton Suhartono