JAKARTA, vozpublica.id – Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York mencetak sejarah baru. Kehadiran Prabowo menjadi momen penting karena selama 10 tahun terakhir Presiden Indonesia tidak pernah hadir secara langsung di forum internasional bergengsi ini.
Tradisi Presiden Indonesia berbicara di mimbar PBB sejatinya sudah dimulai sejak Presiden pertama RI, Soekarno. Pada 30 September 1960, Bung Karno tampil dalam Sidang Umum ke-15 PBB dengan pidato berjudul “To Build the World Anew”. Meski telah berlalu 65 tahun, gagasannya tentang dunia yang lebih adil masih dikenang sebagai salah satu pidato paling bersejarah.
Presiden kedua RI, Soeharto, juga pernah dua kali berpidato di forum yang sama, yakni pada 1992 dan 1995. Dalam kesempatan itu, Soeharto membawa “Pesan Jakarta” yang mewakili suara 108 negara anggota Gerakan Non-Blok.
Estafet kemudian berlanjut pada Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, yang hadir dua kali di Sidang Umum PBB pada 2001 dan 2003. Megawati menekankan pentingnya reformasi mendasar dalam tubuh PBB agar tetap relevan dengan tantangan zaman.

Netanyahu Singgung Indonesia dan Prabowo dalam Pidato di Sidang Umum PBB, Ini Isinya
Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bahkan tercatat sebagai presiden yang paling sering hadir di PBB. Selama dua periode kepemimpinannya, SBY enam kali menyampaikan pidato, pertama kali pada Sidang Umum ke-62 tahun 2007.