Metode Gas dan Rem, Strategi Jokowi Selamatkan Ekonomi RI dari Krisis saat Pandemi

JAKARTA, vozpublica.id - Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyebaran virus korona atau Covid-19 dengan status pandemi pada 11 Maret 2020 berdampak terhadap seluruh sektor. Tidak hanya kesehatan, pandemi turut berdampak negatif terhadap perekonomian seluruh negara hingga menyebabkan resesi.
Sejumlah lembaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2020 akan turun lebih dalam dari tahun-tahun sebelumnya. Pada Januari 2021, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan OECD masing-masing memprediksi pertumbuhan ekonomi global di angka -3,5 persen, -5,2 persen, dan -4,2 persen.
Terganggunya rantai produksi dunia bahkan terputus karena sejumlah negara memilih menahan laju penyebaran Covid-19 dengan kebijakan lockdown. Selain itu, penurunan aktivitas perekonomian dan terbatasnya mobilitas barang dan jasa, serta keterbatasan ruang gerak masyarakat memukul pula pendapatan perusahaan dan masyarakat.
Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kemampuan yang baik dalam penanganan pandemi Covid-19. Tidak hanya dari angka kematian per kapita yang rendah, ini juga ditunjukkan kebijakan fiskal yang tepat.
Presiden Jokowi saat itu menerapkan strategi 'Gas dan Rem' dalam menanggulangi krisis saat pandemi. Hal ini membawa Indonesia mampu melewati masa sulit dan menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis.
Pada saat itu, pemerintah menerapkan kebijakan yang menyeimbangkan penanganan kesehatan dan stabilitas ekonomi. Hingga sekali waktu pembatasan ketat dilakukan, namun diimbangi dengan pelonggaran aktivitas masyarakat.
Terdapat 3 hal penting dalam menerapkan strategi 'Gas dan Rem', di antaranya stimulus ekonomi yang menjamin masyarakat tidak kehilangan pekerjaan. perlindungan sosial agar masyarakat tidak kelaparan, serta penanganan kesehatan untuk meminimalisir korban.
Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan digitalisasi bagi pelaku UMKM.
Berdasarkan riset WHO yang dirilis pada 2024, tercatat Indonesia mengalami resesi yang rendah. Pada 2020, ekonomi RI terkontraksi 2,07 persen, Inggris minus 9,9 persen, Jepang turun 4,8 persen, dan Prancis serta Italia dengan kontraksi masing-masing 8,2 persen dan 8,9 persen.