Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rupiah Hari Ini Ditutup Perkasa, Sentuh Level Rp16.598 per Dolar AS
Advertisement . Scroll to see content

Kaleidoskop 2022: Deretan Kebijakan Pemerintah Menjaga Inflasi dan Perekonomian di Tengah Ancaman Resesi Global

Selasa, 27 Desember 2022 - 07:30:00 WIB
Kaleidoskop 2022: Deretan Kebijakan Pemerintah Menjaga Inflasi dan Perekonomian di Tengah Ancaman Resesi Global
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto (kiri), Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (tengah), dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Foto: dok vozpublica)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Perekonomian dunia memasuki babak baru di tahun 2022. Pemulihan ekonomi global akibat dampak pandemi Covid-19 yang semakin melandai, terguncang oleh perang Rusia-Ukraina yang mencuat sejak Februari 2022.

Invasi Rusia ke Ukraina itu tidak hanya memicu bencana kemanusiaan tetapi juga mengakibatkan perlambatan ekonomi global secara signifikan sepanjang 2022.

Perang yang hingga kini masih memanas itu memperburuk lonjakan harga komoditas energi dan pangan negara-negara diseluruh dunia. Hal itu lantaran, Rusia dan Ukraina termasuk negara pengekspor komoditas gandum terbesar. 

Berdasarkan data Bank Dunia, keduanya menyumbang 29 persen dari ekspor gandum global. Di sektor energi, Rusia merupakan eksportir gas alam terbesar di dunia yang menyumbang kontribusi signifikan dalam ekspor batu bara dan minyak mentah secara global. 

Oleh sebab itu, jika ketegangan Rusia dan Ukraina berlanjut, maka akan berkontribusi sangat besar terhadap kenaikan harga gandum hingga gas alam.

Kenaikan harga energi dan pangan juga membuat terjadinya lonjakan inflasi di seluruh negara. Terutama negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Inggris dan Jepang. Hal itu kemudian membuat para pemangku kebijakan masing-masing negara turun tangan.

Dari sisi moneter, banyak bank sentral yang mengerek suku bunga acuan guna mengendalikan inflasi. Terbaru, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis pon menjadi 4,25 persen hingga 4,5 persen pada 16 Desember 2022. 

Kenaikan suku bunga ini merupakan level tertinggi dalam 15 tahun terakhir dan menunjukkan bahwa perlawanan bank sentral untuk meredamlaju inflasi masih jauh dari kata rampung.

Lalu bagaimana Pemerintah Indonesia menjaga inflasi dan menggenjot perekonomian di tengah resesi ancaman resesi global

Berikut rangkuman deretan kebijakan Pemerintah Indonesia menjaga inflasi dan perekonomian dalam negeri di tengah ancaman resesi global yang dirangkum vozpublica.id dari berbagai sumber:  

1. Kebijakan Moneter 

Sejalan dengan The Fed, tahun ini Bank Indonesia (BI) juga telah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 bps menjadi 5,5 persen. Kenaikan sebesar 200 bps hanya dalam kurun waktu 5 bulan (Agustus-Desember) merupakan langkah paling agresif yang dilakukan BI sejak 2005 atau dalam 17 tahun terakhir.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan kenaikan suku bunga acuan ini ditujukan untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang kini masih tinggi. Selain itu demi memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.

Kebijakan ini juga ditujukan demi memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya. Sebab, saat ini mata uang dolar AS terus menguat dan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1 persen," ujar Perry saat mengumumkan hasil rapat dewan gubernur bulanan, Kamis (22/12/2022).

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut